Kamis, 02 Oktober 2008

Cinta Ira (1)

Dilah

Hai,,,

Lama aku tak menulis pada buku harian digital ini. Lama ku berlibur d kota tmpt ibuku lahir,hampir melupakanku pada kehidupan jakarta yg serba digital. Lebaran dikota ini cukup membuatku merasa bruntung dan sangat beruntung memiliki kakek yg hebat dan nenek yg kuat. Cerita kecil semasa lebaran di Palembang ini akan ku ceritakan nanti, karena kali ini aku ingin bernostalgia dengan sahabat lama, Ira.

Sebelum kumulai kisah ini aku ucapkan,,,
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1429 H

Baiklah sekarang kumulai ceritaku. Lama tak berjumpa dngan sahabat lamaku mengingatkan pada persahabatan tak berujung dari dua wanita biasa yg bharap pada cinta sejati. Sahabatku ira adalah sahabatku semasa SMA yang tak prnah bsa dhapus dlam lembr hidupku. Banyak kesamaan antara aku dan dia dari mulai selera makan, warna kesukaan, bahkan selera cowok idaman pun menjadi kesamaan, tapi kta tdak pernah saling menyukai gebetan masing2, karena kta menjaga hubungan ini tetap menjadi permanen. Dia mendukungku dalam segala hal, nilai, masalah, kberuntungan dan bahkan dia brusaha dkat dngan orang yg kusuka untukku tanpa pernah bfikir untuk menghianati kepercayaanku, walau tentu saja tdak prnah berhasil dan bakhr dngan tawa bersama ktika cowok itu justru d tolak olehnya. Hah persahabatan macam ini sangat langka terjadi pada dunia penuh kompetisi saat ini, dimana sahabat justru menjadi musuh dlam slimut tapi trus berkata tentang makna persahabatan, yg pd akhrna shabat yg kalah hrus berkorbn atas nama persahabatan. Persahabatan murni ini berlangsung selama 3 tahun dengan persamaan nasib atas ktdak berhasilan cinta dr mulai SD hingga SMP, kta belum merasakan bagaimana rasanya pacaran ala ABG macam sekarang dan mencoba mencari cinta saat langkh pertama memasuki jenjang yg lbih tinggi, SMA.

Sebagai sahabat yg lama tak bersua tentunya banyak yg kami ceritakan selama kami berpisah, dr mulai crita kuliah hingga kenangan yg akhrna malah jd curahan hati. Saat pertemuan itu dia bercerita kepadaku seolah berkata, tdak akan pernah ada persahabatan reperti antara aku dan dia. Saat itulah dia ceritakan semua kisah cinta barunya dan merasa beruntung merasakan cinta saat dia bersamaku. Kisah cinta itu biasa bagiku tapi menjadi menyiksa karena persahabatan yg terbina.

Awal perpisahan kami merupakan saat terberat bg aku dan dia. Karena tidak ada satuhal pun dr kisah masa SMA kami yang terlewatkan tanpa kisat berdua. Namun perpsahan itu ttp terjadi dan hrus terjadi. tetapi kami optimis pasi akan ada sahabat-sahabat lain yang menanti di kampus baru nanti. Kamipun berpisah dengan janji saat bertemu nanti kisah yang kami ceritakan hanya berisi kisah yang menyenangkan. namun setelah 3 tahun berlalu, kisah menyenagkan yang dijanjikan hanya terdapat pada awal cerita hingga kata 'maaf' dan butiran air mata mengalir dari hatinya.

Sebenarnya kisah itu bukanlah kisah yang luarbiasa, hanya sebuah kisah cinta dengan akhir yang tidak bahagia. jelas ini tidak seperti ceria memuakkan dari sebuah fairy ales dimana setiap tokohnya berhasil menjadi putri dan memiliki kisah yang berakhir 'happy ending'.namun kisah ini mnjadi sangat menyesakkan ketika kisah itu berhubungan dengan orang yang sangat kita percaya.

setelah kita berpisah dan menghadapi dunia kampus masing-masing, hubungan yang erjadi semakin renggang karena keberadaan kampus yang berlainan kota. Ira berusaha di kota kembang bandung sedangkan aku masih bertahan di Depok. Karena itu kami memutuskan untuk mencoba mencari sesosok sahabat lagi di bangku kuliah. aku mendapatkan seorang Haris dan Ira mendapatkan Ema.

Dari ceritanya, persahabatan yang terjalin tidak secepat saat aku bersahabat dengan Ira pada pertemuan pertama yang singkat. dan ira sendiri tidak pernah berfikir bahwa dia akan mempercayakan ema sebagai sahabatnya. Ira yang terbuka dan mudah berteman dengan siapa saja, juga memiliki sifat yang mudah percaya pada orang yang dia anggap nyaman dengannya. Hingga pada akhirnya dia menceritakan segala hal pada ema yang dia rasa dapat menjadi sahabat terbaiknya. Namun tentusaja ema tidak hanya berteman dengan Ema, pada awalnya dia justru dengan dengan beberapa teman priana di kampus.dan Ira menyukai salah satu dari mereka.

Tito adalah orang pertama di kampus yang menarik perhatiannya. Dia bukanlah sesosok pria idaman yang kami sama-sama dambakan selama SMA. Tito memiliki sikap yang cendrung Cuek, gak terlalu perhatian, begal, tetapi baik pada semua orang. Dia tipe seorang yang dengan senanghati menolong temannya yang dalam kesulitan tanpa bertanya apa yang bisa dia dapatkan. Perawakkannya cukup tinggi dengan rambut ikal yang sengaja dia panjangkan, menurut Ira dia kelihatan sangan menarik dibandingkan dengan laki-laki lain yang pernah dia temui sebelumnnya. Dari tampangnya menurutku dia bukan tipe yang ganteng atau cakep, tetapi dia memiliki senyum yang manis. dari situ aku tahu ira masih seperti ira yang dulu, yang tidak pernah melihat seseorang berdasarkan penampilan fisik mereka tetapi jauh kedalam hati, sifat dan pembawaannya.

Sifat Ira yang agak cuek, lebih menyukai memandang orang yang dia sukai secara ddiam-diam tanpa diketahui oleh orang lain. namun gerakgerik yang dia pancarkan pasti akan sangat kentara. dia bukan orang yang agreif yang suka menelpon atau sms orang yang dia sukai, dia hanya suka memberikan perhatian dari jarakjauh. tapi aku tahu Ira berusaha menutupi agar dia tetap bisa dekat dengan orang tersebut. dikampus mereka sering tertawa bersama, ngumpul bareng, dan ikut beberapa kepanitiaan bersama pada tahun-tahun awal perkuliahan. Saat itu ira belum banyak bercerita ke ema walaupun mereka sudah cukup dekat. Dan hubungan Tito dengan ira saat itu lebih dekat daripada hubungan Tito dengan ema. Saat itu memang rasa suka yang dirasakan Ira belum datang hingga lama kelamaan Ira menjadi menyukai sosok yang dia anggap berbeda itu.